Penderitaan adalah asal kata derita. Bersumber dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan merupakan perwujudan sikap atau jiwa manusia lewat ekspresi kekhawatiran (schock emotional) tentang suatu peristiwa buruk yang sudah, telah dan akan terjadi.
Dalam persentase, hampir 90% penderitaan manusia diciptakan oleh diri mereka sendiri, misalnya lewat amarah dan kesedihan yang tak tersalurkan dengan baik pada rongga-rongganya dapat melahirkan kecemasan terpendam yang menghasilkan penderitaan. Besar kecil penderitaan diukur dari eksistensi kecemasan yang terkandung di dalamnya. Pada persentase lain penderitaan diciptakan oleh sesama manusia, singkatnya seorang yang mendatangkan bencana. Kasus penipuan, pemerasan, perceraian orang tua, peperangan, dan lain-lainnya dapat dijadikan acuan umum dalam 5% ini.
Dan di persentse selanjutnya adalah penderitaan yang dianggap khusus datang dari sang Maha Pencipta atau biasa kita sebut takdir alam (Qodho & Qodar). Inilah penderitaan yang sebenarnya patut kita renungi bersama. Apakah penderitaan itu benar-benar datang dari Tuhan atau sebenarnya kita sendiri yang secara tidak sadar menabung bibit-bibit bencana dengan cara-cara kita memperlakukan alam ? Entah, secara ilmiah, alamiah atau kah diakibatkan pemanasan global yang menyebabkan intensitas gunung-gunung merapi lebih cepat aktif untuk mengeluarkan cairan panasnya. Terbersit perkataan-NYA dalam Q.S. Ar Rūm 41 – 42 : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, ...”. Terlepas dari itu semua kita sebagai insan manusia harus saling tolong menolong dan semua masalah harus kita hadapi dan selesaikan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar